Warta Blitar

Berbagi Informasi Terpercaya

Kelebihan Cloud Native Application

Bisnis

Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/startupstockphotos-690514/?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=849826">StartupStockPhotos</a> dari <a href="https://pixabay.com/id//?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=849826">Pixabay</a>

Apa Itu Cloud Native Application?

Di era digital yang penuh perubahan ini, kebutuhan perusahaan akan solusi teknologi yang gesit dan adaptif semakin meningkat. Salah satu jawaban untuk tantangan tersebut adalah cloud native application. Cloud native application adalah aplikasi yang dirancang dan dikembangkan untuk berjalan optimal di lingkungan komputasi awan. Berbeda dengan aplikasi tradisional yang mungkin harus dimodifikasi agar dapat berjalan di cloud, cloud native application dibangun dari awal untuk beroperasi di cloud, sehingga dapat memanfaatkan penuh keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi ini, seperti skalabilitas, efisiensi, dan kecepatan adaptasi terhadap perubahan.

Dibangun dengan pendekatan yang mengutamakan penggunaan cloud, aplikasi ini memungkinkan bisnis untuk berinovasi dengan cepat, mengatur sumber daya secara lebih fleksibel, dan mengelola beban kerja yang dinamis. Tidak heran, jika cloud native application semakin menjadi pilihan utama bagi banyak perusahaan dalam mengembangkan strategi transformasi digital mereka.

Kelebihan Cloud Native Application untuk Bisnis Modern

1. Skalabilitas yang Tinggi

Salah satu keunggulan utama cloud native application adalah kemampuan untuk diskalakan dengan mudah. Dalam arsitektur cloud native, aplikasi dapat diatur agar mampu menyesuaikan kapasitas secara otomatis sesuai permintaan. Misalnya, dalam situasi di mana beban kerja tiba-tiba meningkat, seperti saat musim liburan atau peluncuran produk baru, cloud native application dapat menyesuaikan kapasitas sumber daya secara otomatis tanpa perlu intervensi manual. Hal ini memungkinkan bisnis untuk menangani lonjakan lalu lintas pengguna tanpa khawatir tentang kegagalan sistem atau penurunan kinerja aplikasi.
Menurut penelitian dari Flexera, perusahaan yang menggunakan arsitektur cloud native melaporkan pengurangan waktu respons dan peningkatan kinerja aplikasi secara keseluruhan hingga 50%. Dengan kemampuan ini, cloud native application tidak hanya mendukung operasi yang lebih efisien tetapi juga meningkatkan pengalaman pengguna.

2. Efisiensi Biaya yang Lebih Baik

Dengan cloud native application, perusahaan dapat mengelola biaya operasional dengan lebih efisien. Karena aplikasi ini beroperasi di cloud, perusahaan hanya perlu membayar sumber daya yang benar-benar mereka gunakan. Pendekatan ini dikenal sebagai model pay-as-you-go, yang artinya biaya komputasi hanya dihitung berdasarkan konsumsi aktual. Hal ini berbeda dengan infrastruktur tradisional yang sering memerlukan investasi besar untuk perangkat keras, penyimpanan, dan pemeliharaan yang mungkin tidak selalu optimal digunakan.
Berdasarkan laporan dari McKinsey, perusahaan yang beralih ke arsitektur cloud native dapat menghemat hingga 30% dari biaya infrastruktur teknologi mereka. Keuntungan ini sangat membantu bagi perusahaan kecil maupun besar untuk mengalokasikan anggaran mereka pada hal yang lebih strategis tanpa harus membuang sumber daya pada infrastruktur yang tidak efisien.

3. Kecepatan dan Fleksibilitas Pengembangan

Cloud native application dibangun dengan metode microservices dan containerization, yang memungkinkan aplikasi dipecah menjadi komponen-komponen kecil yang dapat dikembangkan dan diimplementasikan secara independen. Dengan demikian, tim pengembang dapat bekerja secara paralel pada berbagai bagian aplikasi tanpa mengganggu satu sama lain. Pendekatan ini mempercepat proses pengembangan, pembaruan, dan perbaikan aplikasi.
Dengan menggunakan teknologi container seperti Docker dan Kubernetes, setiap layanan dalam aplikasi dapat diatur untuk berjalan di lingkungan yang terisolasi, memastikan bahwa setiap komponen dapat diuji, ditingkatkan, atau diperbaiki secara terpisah tanpa mengganggu fungsi lainnya. Dalam survei dari IBM, 64% perusahaan yang menggunakan container melaporkan peningkatan kecepatan pengembangan aplikasi sebesar 20% hingga 30%, yang pada akhirnya mempercepat siklus inovasi.

4. Peningkatan Keandalan dan Ketersediaan

Cloud native application dirancang untuk memiliki high availability atau tingkat ketersediaan yang tinggi. Dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur yang mengutamakan distribusi, aplikasi ini dapat berjalan di beberapa pusat data sekaligus atau di berbagai lokasi geografis. Jadi, jika terjadi gangguan di salah satu server, sistem dapat secara otomatis dialihkan ke server lain yang masih aktif, sehingga pengguna tidak akan merasakan adanya gangguan dalam layanan.
Kemampuan untuk tetap beroperasi bahkan ketika ada kegagalan sistem ini disebut resilience, dan merupakan salah satu keunggulan dari aplikasi berbasis cloud native. Dalam laporan dari Amazon Web Services (AWS), perusahaan yang menggunakan pendekatan cloud native melaporkan penurunan waktu gangguan aplikasi hingga 40%, yang berdampak positif pada reputasi dan kepercayaan pelanggan.

5. Pemulihan Bencana yang Efektif

Cloud native application memiliki keunggulan dalam hal disaster recovery atau pemulihan bencana. Karena data dan aplikasi disimpan di cloud, perusahaan dapat dengan mudah memulihkan sistem mereka jika terjadi kegagalan atau kehilangan data. Cloud provider biasanya memiliki fasilitas cadangan yang diatur secara otomatis, sehingga data dan aplikasi dapat diakses kapan saja meskipun terjadi kegagalan sistem.
Menurut Gartner, sekitar 90% perusahaan yang menggunakan strategi cloud native melaporkan peningkatan kemampuan dalam pemulihan data dan penanganan kegagalan sistem secara cepat. Dengan dukungan cloud native application, perusahaan dapat melindungi data mereka dengan lebih baik dan memastikan bahwa aplikasi tetap berjalan meskipun terjadi gangguan.

6. Pembaruan Berkelanjutan dan Adaptabilitas yang Tinggi

Salah satu aspek menarik dari cloud native application adalah kemampuan untuk melakukan pembaruan berkelanjutan. Dengan menggunakan pipeline CI/CD (Continuous Integration/Continuous Delivery), pengembang dapat menerapkan pembaruan dan perbaikan secara real-time tanpa mengganggu pengguna. Ini berarti aplikasi akan selalu dalam kondisi terbaru dengan fitur-fitur yang relevan dan keamanan yang diperbarui.
Selain itu, cloud native application lebih mudah diadaptasikan sesuai kebutuhan bisnis yang berubah. Misalnya, jika ada perubahan permintaan pasar atau fitur baru yang ingin ditambahkan, aplikasi dapat dengan cepat diperbarui tanpa memerlukan perubahan besar pada sistem secara keseluruhan. Hasilnya, perusahaan dapat dengan cepat beradaptasi terhadap tren dan kebutuhan pasar.

Majas: Cloud Native Application, “Si Jagoan Awan” yang Siap Menyokong Bisnis Anda

Bisa dikatakan, cloud native application adalah “si jagoan awan” yang siap mendukung setiap langkah bisnis dalam menghadapi tantangan digital. Dengan fleksibilitas, efisiensi, dan kecepatan yang dimilikinya, aplikasi ini menjadi pilar kuat yang memastikan bisnis mampu beradaptasi, berkembang, dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.

Perbedaan Cloud Native Application dengan Aplikasi Tradisional

Meskipun aplikasi tradisional dan cloud native application mungkin memiliki fungsi yang serupa, cara kerja dan efektivitas keduanya sangat berbeda. Aplikasi tradisional biasanya dijalankan di server lokal atau pusat data tertentu, sehingga memiliki keterbatasan dalam hal skalabilitas dan ketersediaan. Sebaliknya, cloud native application dirancang untuk berjalan di infrastruktur cloud yang dapat dengan mudah diskalakan dan diperluas sesuai kebutuhan.

Perbedaan lainnya adalah dalam hal pengembangan dan pembaruan. Aplikasi tradisional sering memerlukan waktu lama untuk pengembangan dan penerapan pembaruan, karena setiap perubahan harus dilakukan pada seluruh aplikasi. Cloud native application, dengan pendekatan microservices dan containerization, memungkinkan pembaruan pada bagian-bagian tertentu tanpa harus memengaruhi seluruh sistem. Hal ini membuat cloud native application lebih tangguh, fleksibel, dan cepat dalam merespons perubahan.

Mengapa Bisnis Perlu Beralih ke Cloud Native Application?

Transformasi digital adalah kebutuhan bagi setiap bisnis modern, dan cloud native application adalah bagian penting dari proses tersebut. Dengan kemampuan untuk mendukung pertumbuhan dan perubahan bisnis, aplikasi ini memungkinkan perusahaan untuk selalu siap menghadapi tantangan masa depan. Terlebih lagi, dengan kinerja dan biaya yang lebih efisien, cloud native application memungkinkan bisnis untuk tetap kompetitif di pasar global.

Dalam beberapa tahun ke depan, adopsi cloud native application diperkirakan akan terus meningkat. Laporan dari IDC memperkirakan bahwa 80% aplikasi perusahaan akan berbasis cloud pada tahun 2025, yang menunjukkan pentingnya peran cloud native application dalam masa depan dunia bisnis.

Kesimpulan: Maksimalkan Potensi Bisnis Anda dengan Cloud Native Application

Cloud native application menawarkan solusi komprehensif bagi bisnis yang ingin meningkatkan skalabilitas, efisiensi biaya, dan kecepatan inovasi. Dengan kemampuan untuk beroperasi secara fleksibel di lingkungan cloud, aplikasi ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada pengembangan bisnis tanpa harus mengkhawatirkan infrastruktur. Jika Anda ingin mengadopsi teknologi cloud native dan memanfaatkan segala kelebihannya untuk bisnis Anda, WEBARQ siap membantu. Hubungi WEBARQ sekarang dan mulailah perjalanan transformasi digital Anda dengan cloud native application yang tepat!